Dalam artikel ini tujuan utama saya adalah untuk
“mengingatkan dan memberitahu, bukan bermaksud untuk menasehati”. Bagi yang
sekarang sudah kelas 9 SMP dan 12 SMA pasti akan menghadapi ujian nasional.
Tapi ketika baru-baru saja masuk sekolah jadi kakak kelas tertinggi baru,
biasanya masih tenang-tenang dan masih santai-santai saja, belum terlalu
memikirkan ujian nasional yang diakhir nanti wajib diikuti kalau berminat
lulus. Iya apa iya...? hayoo...? hehehe.
Apa yang dibenak kalian tentang ujian nasional waktu sekarang
ini? apakah “ah masih lama, masih jauh waktunya. Waktu yang sekarang dinikmati
saja jadi kakak kelas tertinggi yang baru, untuk ujian nasional dipikirin
belakangan saja”. Kalau itu yang ada dibenak kalian, bahaya sekali untuk
diakhir nanti. Pemikiran yang seperti itu biasanya akan membuat kalian terlena
oh terlena, hehehe.
Apa yang sebaiknya anda dilakukan untuk waktu yang sekarang
ini? Saran saya adalah santai diawal itu boleh karena itu hak anda, tapi jangan
keblabasan. Kenapa jangan sampai keblabasan? Karena eh karena kalau santainya keblabasan diawal, biasanya rasa santai anda akan menjadi sebuah kebiasaan yang tanpa disadari malah merugikan.
Ketika tahun baru, yang terlupa akan ujian nasional mulai
teringat lagi untuk menghadapi ujian nasional kedepannya, kecuali yang memang
“ndablek” ya masih santai-santai saja, hehehe (maaf bukan bermaksud untuk
menyinggung). Begitu menghadapi ujian praktek mulailah ada yang merasa
khawatir, ada yang takut, ada yang galau juga karena memikirkan ujian nasional.
Ada juga yang berkata “wah sebentar lagi akan ujian nasional, rasanya cepet
banget ya”. Ada juga yang berkata “wah kayaknya kita disuruh cepet-cepet keluar
dari sekolahan ini nih”. Perlu diketahui
bahwa jika waktu dirasakan maka akan terasa lama, tapi jika tidak dirasakan
maka waktu akan terasa cepat.
Masalah siap untuk menghadapi ujian nasional itu dibagi
menjadi 2 komponen, yaitu siap secara perasaan atau mental dan siap secara
materi atau bab pelajaran. Jika salah satu komponen itu tidak ada, maka dapat
dikatakan belum siap. Belum siap secara materi pun juga akan mempengaruhi
kondisi kejiwaan anda dan rasa percaya diri saat menghadapi ujian nasional
nanti.
Tiba-tiba anda sudah menghadapi ujian sekolah. Mulailah marak
dan ngetren produk dari para siswa-siswi yaitu rasa galau untuk menghadapi
agenda selanjutnya yaitu ujian nasional. Kalau anda galau tenang saja, karena
bukan anda saja yang galau melainkan teman-teman anda juga pada galau.
Tenanglah, galaunya rame-rame kok. Malahan bisa dibuat pawai galau rame-rame,
hehehe.
Walaupun nasib sudah nyata didepan mata menunggu anda, ternyata banyak yang belum siap, bukannya
tidak siap. Tapi jangan terlena lagi mentang-mentang yang galau dan yang
belum siap untuk menghadapi ujian nasional pada banyak. Kalau bisa
dipuas-puaskan galaunya. Lho kenapa kok gitu? Karena eh karena agar energi anda
untuk galau sudah habis sebelum waktu ujian nasional, lalu ketika menghadapi ujian nasional anda tidak akan merasakan galau.
Ada juga yang sampai stres juga karena galau yang berlebihan.
Stres ini bisa terjadi akibat banyak materi yang harus dihafalkan, rumus-rumus
banyak yang terlalu mengenyangkan dan yang parah lagi adalah tidak paham
tentang bab yang diterangkan guru. Ada juga
guru yang ketika selesai menerangkan bab pelajaran bertanya pada
muridnya begini “siapa yang tidak paham?”. Kenyataan setelah pertanyaan itu
dilontarkan adalah murid tidak ada yang bilang “saya tidak paham”. Kalaupun ada
juga itupun tipe anak yang jujur dan pemberani.
Masalahnya adalah tipe murid dalam satu kelas itu beda-beda.
Ada yang pemberani, penakut, pemalu, pemberani yang jujur, jujur tapi penakut
dsb. Dengan tidak ada yang bilang tidak paham, maka guru yang melontarkan
pertanyaan tadi akan merasa bahwa semua muridnya pada paham semua, padahal
kenyataannya ada yang tidak paham dan dipendam sendiri. Bagaimanakah nasib bagi
yang pemalu dan penakut tadi yang tidak paham yang diterangkan gurunya? Yaitu
adalah mau belajar tapi tidak jadi. Pikirnya mungkin “diterangkan gurunya saja
aku tidak paham, masa aku mau belajar
sendiri”. Lalu bab selanjutnya terus
diterangkan guru, sedangkan si
murid ini terus-terusan tidak paham dan akhirnya malah stres. Terus kalau si
murid stres begini salah siapa? Mari kita renungkan sejenak.
Anda sebagai teman dan sahabat yang baik, perlu memperhatikan
raut wajah dan tingkah laku dari teman-temanmu dan sahabat-sahabatmu. Ketika
ada teman anda yang biasanya aktif berbicara dan suka bergerak terus tiba-tiba
diam saja, duduk dikelas sendirian, menjauh dari teman-temannya bahkan menjauh
dari keramaian wajib diperhatikan.
Apalagi tipe anak yang memang pendiam dan pemalu, biasanya
tidak diperhatikan teman-temannya. Anak tipe pendiam dan pemalu ini rasa stresnya
agak sulit terdeteksi oleh orang lain,
karena memang tertutup dan tidak mau curhat. Yuk anda sebagai temannya yang
baik hati untuk bertulus hati menolong dengan cara memperhatikannya,
memperlakukannya dengan ramah tamah dan menghiburnya dengan perkataan yang
halus supaya rasa stresnya tadi tidak berkepanjangan sampai menghadapi ujian
nasional. Jika anda sebagai teman seperjuangannya malah sengaja membiarkannya
stres, sampai ujian nasional dihadapi nanti teman anda yang stres akan terlalu
terbebani dan tidak konsen untuk membaca soal, yang pada akhirnya rasa stres
teman anda harus berkelanjutan setelah pengumuman kelulusan karena dinyatakan
tidak lulus dan harus mengulang lagi tahun depan. Bayangkan dan renungilah...
peganglah motto “masuk bareng-bareng, keluar (lulus) bareng-bareng.
Semoga anda beruntung dan sukses menghadapi ujian nasional
dan pada waktu pengumuman nanti, anda baik laki-laki maupun perempuan ataupun
yang mengaku tidak laki-laki tidak perempuan pun dinyatakan LULUS 100%
amiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnn.... hehehe...
Penulis: Riko S.N.S.
0 comments:
Post a Comment